BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan pendidikan akan seiring
sejalan dengan dinamika masyarakatnya, karena ciri masyarakat selalu
berkembang. Ada kelompok masyarakat yang berkembang sangat cepat, tetapi ada
pula yang lambat. Hal ini karena pengaruh dan perkembangan teknologi,
komunikasi dan telekomunikasi. Dalam kondisi seperti ini perubahan-perubahan di
masyarakat terjadi pada semua aspek kehidupan. Efek perubahan di masyarakat
akan berimbas pada setiap individu warga masyarakat, pengetahuan, kecakapan,
sikap, kebiasaan bahkan pola-pola kehidupan.
Mobilitas yang tinggi mempercepat
segala aspek kehidupan dan pemerataan pembangunan antara pusat dan daerah.
Komunikasi yang sangat cepat, lancar, dan akurat memudahkan seseorang
memperoleh informasi yang sangat berharga bagi kepentingan bisnis, pemerintahan,
pendidikan dan hobi. Produk yang sangat nampak terjadi proses pembaruan,
pertentangan atau konflik antara sektor budaya, sosial dan agama. Melalui
proses akulturasi , pertentangan, konflik kepentingan seharusnya dapat
dikurangi secara perlahan.
Dalam konteks global, khususnya
dalam pengembangan kurikulum secara nasional, antar negara, kurikulum nasional
yang akan dianut, kondisi sosial ekonomi, tingkat pendidikan, budaya dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas
maka dapat dirumuskan hal-hal yang akan menjadi bahan pembahasan dari makalah
ini, yaitu:
- Apakah yang dimaksud dengan kurikulum berbasis masyarakat?
- Bagaimanakah karakteristik kurikulum berbasis masyarakat?
- Bagaimanakah pengembangan kurikulum berbasis masyarakat?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan permasalahan di atas,
maka dapat dirumuskan tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk:
- Merumuskan pengertian kurikulum berbasis masyarkat.
- Mendefinisikan karakteristik kurikulum berbasis masyarakat.
- Menguraikan pengembangan kurikulum berbasis masyarakat
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dari
makalah ini yaitu:
- Dapat dijadikan sebagai referensi untuk mata kuliah Inovasi Pendidikan.
- Dapat menambah pengetahuan para pembaca khususnya untuk mahasiswa S-1 PGSD, tentang perkembangan kurikulum dewasa ini.
- Dapat dijadikan bahan acuan dosen pengampu mata kuliah Inovasi Pendidikan untuk mengembangkan pembelajaran di dalam kelas.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum Berbasis
Masyarakat
Kurikulum berbasis masyarakat yang
bahan dan objek kajiannya kebijakan dan ketetapan yang dilakukan di daerah,
disesuaikan dengan kondisi lingkungan alam, sosial, ekonomi, budaya dan
disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan daerah yang perlu dipelajari oleh siswa
di daerah tersebut. Bagi siswa berguna untuk memberikan kemungkinan dan
kebiasaan utnuk akrab dengan lingkungan dimana mereka tinggal. Kemungkinan lain
mencegah dari keterasingan lingkungan, terbiasa dengan budaya dan adat istiadat
setempat dan beusaha mencintai lingkungan hidup, sehingga sebuta kurikulum ini
disebut kurikulum berbasis wilayah.
Berdasarkan teori berbasis
masyarakat beberapa teori kurikulum ini setuju bahwa tingkat sosial harus
menjadi titik awal dan penentu utama kurikulum. Para ahlinya berbeda pendapat
diantara mereka sendiri mengenai sekolah harus mendasarkan diri pada level
sosial yang ada.selanjutnya mereka bisa dikategorikan berdasarkan faktor-faktor
berikut:
1. Konformis
Percaya bahwa pelevelan masyarakat
yang ada sekarang ini merupakan yang terbaik.
2. Reformis
Menganggap masyarakat sebagai
pemilik suara yang utama dalam struktur demokratis mereka. Tetapi menginginkan
suatu reformasi utama ditingkat sosial. Dan alat utamanya adalah kurikulum.
3. Futuris
Melihat tahun-tahun mendatang daripada
terpaku pada masalah-masalah. Mereka menganalisa perkembangan saat ini membuat
prediksi dari data yang ada dan memberikan skanario alternatif mereka menggaris
bawahi pilihan yang dimiliki orang-orang dalam membentuk tahun-tahun kedepan
serta menguatkan atau mendorong sekolah-sekolah untuk memberi murid mereka alat
untuk membentuk masa depan yang lebih baik untuk mereka.
4. Radikalis
Mereka yang menganggap bahwa
masyarakat sebagai pendukung kurikulum yang cacat dimana mereka akan menunjukan
kekurangan-kekurangan tersebut dan memperkuat anak-anak muda untuk mempengaruhi
perubahan radikal. Biasanya efek dari pandangan neo marxis, mereka percaya
bahwa masalah-masalah pada saat ini hanyalah gejala. Ketidakadilan sosial yang
merasuk dalam kapitalis teknologi.
Tujuan kurikulum tersebut adalah:
- Memperkenalkan siswa terhadap lingkungannya, ikut melestarikan budaya termasuk kerajinan, keterampilan yang dinilai ekonominya tinggi di daerah tersebut.
- Membekali siswa kemampuan dan keterampilan yang dapat menjadi bekal hidup dimasyarakat, seandainya mereka tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
- Membekali siswa agar hidup mandiri, serta dapat membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kurikulum berbasis masyarakat
memiliki beberapa keunggulan/kelebihan antara lain: Pertama, kurikulum sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat setempat. Kedua, kurikulum sesuai
dengan tingkat dan kemampuan sekolah, baik kemampuan finansial, profesional
maupun manajerial. Ketiga, disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian
sangata memudahkan dalam pelaksanaannya. Keempat, ada motivasi kepada sekolah
khusus kepala sekolah dan guru kelas untuk mengembangkan diri, mencari dan
menciptakan kurikulumyang sebaik-baiknya, dengan demikian akan terjadi semacam
kompetisi dalam pengembangan kurikulum.
Ada baiknya studi NIER (1999: 21-22)
menjelaskan yang menjadi fokus dan perhatian utama masyarakat dalam kebijakan
pendidikan yang ditempuh dalam suatu negara, yaitu:
- Fokus sektor pembangunan keterpaduan sosial dan identitas nasional dalam percaturan global hanya untuk mempertahankan cultural heritage.
- Fokus pada pembinaan budaya, etnis, dan nilai-nilai moral.
- Fokus pada pengembangan ekonomi masa depan, dan persaingan global/internasional.
- Fokus pada persamaan kesempatan dalam bidang gender, disabilites, income.
- Fokus pada upaya utnuk meningkatkan pencapaian siswa.
Sedangkan organisasi kurikulum,
(NIER, 1999) melaporkan bahwa secara umum ada tiga pendekatan kurikulum
nasional yang ditempuh:
- Pendekatan yang bercirikan isi atau topik (content or topic based curriculum), yaitu sajian kurikulum yang berupa sebaran materi/topik sesuai dengan mata pelajaran.
- Pendekatan yang bercirikan pendekatan kompetensi (outcome based curriculum), yaitu sajian kurikulum berdasarkan outcome dan kompetensi yang sepatutnya dicapai oleh para peserta didik.
- Paduan antara content/topic based dan outcome based.
Dalam perspektif nasional,
pengembangan kurikulum nasional ada kecenderungan saat ini adanya pergeseran
dari kurikulum yang memiliki ciri “content or topic based” kurikulum yang
bercirikan “outcome or competence based”, seperti direfleksikan pada Kurikulum
Berbasis Kompetensi.
Secara filosofis, pendidikan
merupakan kebutuhan dan hak setiap manusia dalam mempersiapkan kehidupannya yang
lebih baik di masa mendatang. Dengan demikian pendidikan bertujuan utnuk
mengembangkan kepribaian, sikap dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk
hidup dan pendidikan lebih lanjut. Secara nasional, perkembangan dan perubahan
yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara merupakan
hal-hal yang harus segera ditanggapi dalam menyikapi penyelenggaraan pendidikan
dasar.
Ada beberapa hal yang dapat
dipertimbangkan dalam kajian pengembangan dan implementasi pendidikan dasar di
tanah air. Pertama, dengan diluncurkannya beberapa peraturan perundang-undangan
termasuk RUU tentang sistem pendidikan nasional, membawa implikasi terhadap
paradigma pendidikan nasional termasuk didalamnya layanan pendidikan dasar.
Kedua, dengan perkembangan dan perubahan global dalam berbagai aspek
kehidupannya yang begitu cepat telah menjadi tantangan nasional dan menuntut
perhatian serius dan segera mendapatkan langkah dan program pemecahannya.
Ketiga, dengan kondisi masa sekarang dan kecenderungan di masa yang akan datang
perlu dipersiapkan generasi muda termasuk peserta didik yang memiliki
kompetensi yang multidimensional.
B. Karakteristik Kurikulum Berbasis
Masyarakat
Model pengajaran yang berpusat pada
masyarakat adalah suatu bentuk kurikulum yang memadukan antara sekolah dan
masyarakat dengan cara membawa sekolah ke dalam masyarakat atau membawa
masyarakat ke dalam sekolah guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Hamalik (2005) merinci karakteristik kurikulum berbasis pada
masyarakat meliputi:
Karakteristik pembelajaran pada
kurikulum berbasis masyarakat:
1. Pembelajaran berorientasi pada
masyarakat, di masyarakat dengan kegiatan belajar bersumber pada buku teks.
2. Disiplin kelas berdasarkan
tanggung jawab bersama bukan berdasarkan paksaan atau kebebasan.
3. Metode mengajar terutama
dititikberatkan pada pemecahan masalah untuk memenuhi kebutuhan perorangan dan
kebutuhan sosial atau kelompok.
4. Bentuk hubungan atau kerja sama
sekolah dan masyarakat adalah mempelajari sumber-sumber masyarakat, menggunakan
sumber-sumber tersebut, dan memperbaiki masyarakat tersebut.
5. Strategi pembelajaran meliputi
karya wisata, manusia (nara sumber), survei masyarakat, berkemah, kerja
lapangan, pengabdian masyarakat, kuliah kerja nyata, proyek perbaikan masyarakat
dan sekolah pusat masyarakat.
Karakteristik materi pembelajaran
Agar penjabaran dan penyesuaian
dengan tuntutan kewilayahan tidak meluas dan melebar, maka perlu diperhatikan
kriteria untuk menyeleksi materi yang perlu diajarkan, kriteria tersebut antara
lain:
- Validitas, telah teruji kebenaran dan kesahihannya.
- Tingkat kepentingan yang benar-benar diperlukan oleh siswa.
- Kebermanfaatan, secara akademik dan non akademik sebagai pengembangan kecakapan hidup (life skill) dan mandiri.
- Layak dipelajarai, tingkat kesulitan dan kelayakan bahan ajar dan tuntutan kondisi masyarakat sekitar.
- Menarik minat, dapat memotivasi siswa untuk mempelajari lebih lanjut dengan menumbuhkembangkan rasa ingin tahu.
- Alokasi waktu, penentuan alokasi waktu terkait dengan keleluasan dan kedalaman materi.
- Saran dan sumber belajar, dalam arti media atau alat peraga yang berfungsi memberikan kemudahan terjadinya proses pembelajaran.
- Kegiatan siswa dan guru
Kegiatan siswa, mestinya
mempertimbangkan pemberian peluang bagi siswa untuk mencari, mengolah dan
menemukan sendiri pengetahuan, di bawah bimbingan guru. Juga materi
pembelajaran dipilih haruslah yang dapat memberikan pembekalan
kemampuan/kecakapan kepada peserta didik untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari dan mempunyai kecakapan hidup atau dapat hidup mandiri
dengan menggunakan pengetahuan, sikap, dan ketermapilan yang telah dipelajari.
Guru dalam kurikulum berbasis pada
masyarakat berperan sebagai fasilitator, sumber belajar, pembina, konsultan,
sebagai mitra kerja yang memfasilitasi siswa dalam pembelajaran. Sehingga
menghasilkan lulusan yang memiliki karakter, kecakapan, dan keterampilan yang
kuat untuk digunakan dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan
sosial, budaya, dan alam sekitar, serta mengembangkan kemampuan lebih lanjut
dalam dunia kerja atau pendidikan lebih lanjut.
Penilaian dalam kurikulum berbasis
pada masyarakat
Penilaian merupakan serangkaian
kegiatan untuk mengumpulkan menganalisis, dan menaksirkan data tentang proses
dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan,
sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian
ini dilakukan secara terpadu dengan kegiatan belajar mengajar, oleh karena itu
disebut penilaian berbasis kelas (PBK). PBK ini dilakukan dengan mengumpulkan
kerja siswa (portofolio), hasil karya (penugasan), kinerja (performance), dan
tes tertulis. Guru menilai kompetensi dan hasil belajar siswa berdasarkan
tingkat pencapaian prestasi siswa selama dan setelah kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan karakteristik kurikulum
berbasis masyarakat, maka pada hakikatnya karakteristik tersebut dapat
dijabarkan menjadi beberap karakteristik lain sebagai berikut: pertama,
kurikulum bersifat realistik, karena hal-hal yang dipelajari bersumber dari
kehidupan yang nyata. Para siswa dapat mengamati kenyataan sesungguhnya dalam
masyarakat dan kehidupan masyarakat yang bersifat kompleks. Pengajaran ini pada
gilirannya akan mengembangkan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang praktis
dan terpakai. Kedua, kurikulum menunjukan kerja sama dan integrasi antara
sekolah dan masyarakat, karena sekolah masuk dalam masyarakat dan masyarakat
masuk ke dalam lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah sebagai barometer kondisi
masyarakat. Karena itu strategi yang tepat adalah karya wisata dan manusia
sumber belajar dari masyarakat merupakan kesempatan yang sangat efektif bagi
siswa dalam rangka perpaduan antara kedua institusi tadi. Dengan demikian
kesenjangan antara sekolah dan masyarakat yang terjadi selama ini dapat
diminimalisir. Ketiga, kurikulum berbasis masyarakat memberikan kesempatan yang
luas kepada siswa untuk belajar secara aktif penuh kreativitas yang telah
dianjurkan oleh teori belajar modern. Para siswa merencanakan sendiri, mencari
referensi dan sumber informasi sendiri, melakukan kegiatan proyek sendiri dan
memecahkan berbagai masalah sendiri, baik melalui belajar individual maupun
belajar secara kelompok. Keempat, prosedur pembelajaran memberdayakan semua
metode dan teknik pembelajaran secara sistematik dan bervariasi. Seperti
ceramah, diskusi kerja kelompok, presentasi, pameran baik belajar di dalam
kelas maupun di luar kelas. Strategi pembelajaran ditata sedemikian rupa secara
variatif dalam rangka pembelajaran multi sistem seperti ada tatap muka,tugas
mandiri, survei dan observasi. Kelima, pengembangan kurikulum berbasis
masyarakat membantu siswa agar mampu berperan dalam kehidupan sekarang ini.
Artinya hal-hal yang telah ada dipelajari sehingga berdaya guna dan berhasil
guna untuk menghadapi tantangan yang ada dewasa ini. Rumusann kurikulum ini
memberikan pandangan bahwa hasil pendidikan disekolah itu dapat diterapkan di
lingkungan siswa tempat mereka tinggal. Jadi pendidikan seperti ini sebenarnya
membekali siswa hidup di lingkungan masyarakat menjadi lebih berguna. Pendapat
ini dilandasi asumsi bahwa setiap masyarakat mengalami perubahan yang cepat
untuk mengantisispasinya oleh kurikulum yang berbasis masyarakat. Keenam,
kurikulum berbasis masyarakat menyediakan sumber-sumber belajar yang berasal
dari masyarakat. Semua sumber di masyarakat sebagai laboratorium untuk praktik
sesuai kepentingan pembelajaran siswa. Masyarakat secara keseluruhan memiliki
berbagai dimensi seperti: keluarga, teknologi, ekonomi, politik, budaya,
sosial, dan kehidupan macam lainnya. Dimensi-dimensi tersebut masing-masing
mengandung aspek manusiawi, kelembagaan, sistem kehidupan, metode kerja, dan
kondisi situasi dan karakteristiknya sendiri.
C. Pengembangan Kurikulum Berbasis
Masyarakat
Karena pengaruh perkembangan
teknologi terjadi perubahan yang cukup drastis dalam segala bidang termasuk
pekerjaan. Masyarakat perkotaan berubah cepat dibandingkan masyarakat pedesaan.
Pola kehidupan agraris berubah menjadi poloa kehidupan industri, dimana
kehidupan masyarakatnya menuntut memiliki spesialisasi dan profesionalisme
dalam melakukan pekerjaan. Sehingga sifat-sifat kebersamaan, hidup lebih santai
diganti oleh sikap individualis dan kerja keras.
Pola kerja masyarakat modern
menuntut kerja yang tidak teratur melebihi waktu biasa. Banyaknya waktu yang
digunakan untuk bekerja akan mengubah citra penghasilan yang diperoleh.
Asumsinya penghasilan tinggi akibat suami istri bekerja akan meningkatkan
kemampuan ekonomi dan kesejahteraan keluarga. Namun dalam kehidupan keluarga,
anak mempunyai masalah selalu ditinggal orang tuanya bekerja maka anak lebih
lama bergaul dan hidupnya dengan pembantu daripada dengaa orang tuanya. Kondisi
demikian berbagai masalah keluarga timbul dikarenakan pelaksanaan tugas dan
fungsi keluarga tidak berjalan, seperti hubungan komunikasi di antara anggota
keluarga sangat terbatas malahan mungkin hilang.
Komponen-komponen kurikulum berbasis
masyarakat meliputi:
- Tujuan dan filsafat pendidikan dan psikologi belajar.
- Analisis kebutuhan masyarakat sekitar termasuk kebutuhan siswa.
- Tujuan kurikulum (TUK dan TKK)
- Pengorganisasian dan implementasi kurikulum.
- Tujuan pembelajaran (TPU dan TPK)
- Strategi pembelajaran mencakup model-model pembelajaran.
- Teknik evaluasi (proses dan produk).
- Implementasi strategi pembelajaran.
- Penilaian dalam pembelajaran.
- Evaluasi program kurikulum.
Berorientasi pada komponen-komponen
kurikulum berbasis masyarakat tersebut, maka langkah-langkah pengembangannya
terdiri dari:
Langkah
1:
penentuan tujuan pendidikan berdasarkan filsafat dan psikologi pendidikan juga
berdasarkan spesifikasi kebutuhan masyarakat dan kebutuhan siswa.
Langkah
2:
analisis kebutuhan masyarakat sekitar, siswa dan mata ajar.
Langkah
3:
spesifikasi tujuan kurikulum baik tujuan umum maupun tujuan khusus.
Langkah
4:
pengorganisasian dan implementasi kurikulum dan struktur program.
Langkah
5:
spesifikasi tujuan pengajaran termasuk TPU dan TPK.
Langkah
6:
seleksi strategi pembelajaran meliputi kegiatan, model, dan metode
pembelajaran.
Langkah
7:
seleksi awal teknik evaluasi.
Langkah
8:
seleksi final teknik evaluasi (langkah ini dilakukan setelah langkah 5).
Langkah
9:
implementasi strategi pembelajaran secara aktual.
Langkah
10: evaluasi
pengajaran untuk menilai keberhasilan siswa dan efektivitas pembelajaran dan
perbaikan evaluasi.
Langkah 11:
evaluasi program kurikulum.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum berbasis masyarakat
merupakan kurikulum yang menekankan perpaduan antara sekolah dan masyarakat
guna mencapai tujuan pengajaran. Kurikulum ini pula memiliki tujuan memberikan
kemungkinan kepada siswa untuk akrab dengan lingkungan dimana mereka tinggal,
mandiri dan bekal keterampilan. Karakteristik kurikulum berpusat kepada
masyarakat ditinjau dari segi pembelajaran baik berorientasi, metode, sumber
belajar, strategi pengajaran berpusat pada kepentingan siswa sebagai bekal
hidup di masa mendatang. Karakteristik lain dari materi pembelajaran sesuai
tuntutan kewilayahan maka disebut juga kurikulum berbasis kewilayahan.
Sedangkan kegiatan guru hanyalah sebagai fasilitator belajar dan siswa untuk
aktif, kreatif untuk memecahkan permasalahan. Pengembangan kurikulum bertitik
tolak dari tujuan pendidikan, analisis kebutuhan, implementasi kurikulum,
seleksi strategi pembelajaran, teknik evaluasi dan evaluasi program kurikulum.
B. Saran
Di masa mendatang kurikulum berbasis
masyarakat ini diharapkan dapat memajukan kualitas sumber daya manusia
Indonesia, yang mandiri dan bertanggungjawab terhadap kinerjanya. Untuk itu
program-program dalam inovasi kurikulum berbasis masyarakat ini agar lebih
dapat diperhatikan oleh pemerintah, demi kesuksesan program pemerintah nantinya
untuk memajukan bangsa ini khususnya di bidang pendidikan yang lebih
berkualitas.
DAFTAR
PUSTAKA
http://dheo-education.blogspot.com/2008/05/kurikulum-berbasis-masyarakat.html
Sa’ud, Syaefudin Udin. 2008. Inovasi
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar