TEORI PENGOLAHAN INFORMASI
Penelitian pengolahan informasi menitik beratkan usahanya pada pelacakan dan
pemberian urutan operasi pikiran dan hasilnya, yang berupa informasi dalam
pelaksanaan tugas kognitif tertentu ( Anderson,1980, hlm.13). bidang lain yang
termasuk dalam psikologi kognitif ialah sub ranah bahasa perumpamaan, memori,
persepsi, intelegensi buatan, dan perkembangan kognitif.
Istilah “pengolahan Informasi” mengandung pengertian adanya pandangan
tertentu kearah studi individu. Pusat perhatiannya adalah cara bagaimana orang
mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang
diterima setiap hari dari lingkungan sekeliling.
Teori pengolahan informasi berbeda dengan teori belajar yang khas dalam tiga
hal:
1. Tidak bercirikan karya satu orang teoritikus saja atau suatu rancangan
penelitian tertentu.
2. Adanya perpecahan pandangan filosofis dalam bidang kognitif.
3. Derajat penekanannya pada soal belajar.
Prinsip Belajar
Dalam rancangan pengolahan informasi ada dua bidang yang penting secara
khusus bagi belajar. Yang pertama, penyelidikan mengenai proses orang
memperoleh dan mengingat informasi. Yang kedua, penelitian mengenai siasat yang
dipakai orang dalam memecahkan masalah.
Asumsi Dasar
Asumsi yang mendasari teori pengolahan informasi:
Hakikat system memori manusia
Sifat memori manusia
Dalam tahun 1960-an memori manusia mulai dipandang sebagai suatu struktur
yang rumit dalam mengolah dan mengorganisasi semua pengetahuan kita. Memori
bukanlah sebuah gudang yang pasif, tetapi suatu system yang ada organisasinya
dan aktif.
Cara bagaimana pengetahuan digambarkan dan disimpan dalam memori
Konsep multitahap . Ada tiga struktur memori dalam konsep ini:
• Pencatat pengindraan
• Penyimpanan jangka pendek
• Penyimpanan jangka panjang
Konsep keadaan
Bahwa informasi itu tidak berada dalam keadaan inaktif atau aktif. Keadaan
aktif bersifat sementara dan disebut memori jangka pendek atau memori kerja.
Konseptualisasi memori jangka pendek sebagai keadaan informasi yang aktif juga
memungkinkan akomodasi proses yang secara kualitatif berbeda. Termasuk dalam
pengertian ini adalah pengaktifan proses otomatis dari keterampilan yang
dipelajari sampai derajat kemahiran yang tinggi maupun pengaktifan hal-hal yang
menuntut perhatian selektif.
Representasi pengetahuan
Perekaman informasi (informasi simpanan) bukanlah salinan masukan stimulus
yang sama benar dengan aslinya. Penyebabnya adalah:
• Isyarat-isyarat fisik yang diterima indera bukanlah representasi yang
sempurna dari dunia
• Pengubahan (transformasi) atau penyandian kembali memperbesar kemungkinan
informasi dapat diingat kembali dengan mengorbankan rinciannya.
Ada dua bentuk informasi simpanan:
• Model dual-kode
Ciri esensial model ini adalah bahwa informasi bisa disimpan dalam memori
jangka panjang dalam bentuk visual atau verbal.
• Model jaringan verbal
Model ini berpendapat bahwa representasi akhir dari informasi ialah dalam
bentuk verbal dan bahwa citra itu disusun dari sandi-sandi verbal.
Ada tiga jenis umum model verbal:
• Model jaringan semantik.
Model ini menggunakan simpai-simpai untuk menggambarkan konsep dan konsep
superordinat dalam hubungan hirarki.
• Model gugus
Model ini menggunakan gugus untuk melukiskan kata-kata yang dikelompokan
dalam memori di gugus-gugus tertentu.
• Model proposional
Model ini menyebutkan proposisi kata-kata lepas sebagai balok-baloksebagai
penyusun memori.
Skema
Dual –kode dan model jaringan proposional atau semantik mendeskripsikan
representasi butir-butir pengetahuan khusus tertentu didalam memori. Akan
tetapi, operasi kognitif itu rupanya dikendalikannya oleh prganisasi
pengetahuan yang lebih basar. Struktur pengetahuan ini disebut skema. Skema
sebagai struktur data yang merupakan kenyataan konsep-konsep generic yang
mendasari obyek, kejadian, dan tindakan.
Pentingnya skema adalah bahwa skema itu mencerminkan fungsi untuk memori
jangka panjang selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan informasi. Fungsi
tersebut ialah:
1. Memberikan suatu format tempat data baru bisa cocok dan dipahami
2. Sebagai pedoman untuk mengarahkan perhatian dan untuk melakukan pencarian
yang tertuju pada lingkungan
3. Mengisi kekurangan informasi yang diperoleh dari lingkungan
Asumsi dasar
Asumsi pokok yang mendasari teori-teori pengolahan informasi menyebutkan
hakikat sistem memori pada manusia dan representasi pengetahuan didalam memori.
Penerapan dikelas atas penerapan teori ini adalah berasal dari asumsi bahwa
memori manusia itu suatu sistem yang aktif, yang menyeleksi, mengorganisasi dan
mengubah menjadi sandi informasi dan keterampilan bagi penyimpanannya untuk
dipelajari. Dengan demikian asumsi utama yang para ahli teori kognitif
bersepakat bahwa belajar yang berhasil tergantung lebih pada tindaka si belajar
ketimbang pada hal-hal yang ada di lingkungan.
Komponen Pembelajaran
Dalam hal memperoleh informasi baru maka prosesnya yang esensial adalah :
1. Perhatian yang ditujukan pada stimulus
2. Pengkodean stimulus itu
3. Penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival) kode dalam ikhtisar
Karena itu, pembelajaran untuk maksud fase penerimaan belajar itu
pertama-tama harus mengarahkan perhatian siswa ke informasi (stimulus) sesuai
yang aka dipelajari, memudahkan peserta didik menerima informasi yang cermat
dan lengkap. Dengan kata lain, pertanyaan penting yang mula-mula harus dijawab
dalam pembelajaran ialah sudahkah informasi diterima di dalam memori kerja
peserta didik.
Penerapan Dalam Pendidikan
Tidak seperti teori belajar yang lain, teori pengolahan informasi sebagai
suatu bidang pengetahuan tidak diterjemahkan secara langsung untuk keperluan
pelaksanaan kurikulum. Penerapannya di kelas cenderung menggunakan suatu
konstruk tertentu, konsep, asas, atau kaidah dalam suatu mata pelajaran
tertentu. Misalnya konsep skema dan penggunaan elaborasi telah dipakai dalam
mengajarkan membaca. Sedangkan hasil-hasil dari penelitian pemecahan masalah
deiterapkan dalam pelajaran sains dan matematika.
Soal-soal pelajaran dikelas oleh teori pengolahan informasi ialah yang ada
kaitannya secara langsung dengan proses kognitif. Dalam pengelolaan belajar di
kelas, menurut teori ini harus dicari tahu perbedaan antar individu, Kesiapan
peserta didik untuk belajar, dan motivasi peserta didik mengikuti pelajaran di
kelas. Teori pengolahan informasi memberikan persepektif baru dalam pengelolaan
pembelajaran yang akan menghasilkan belajar yang efektif. Terutama dalam hal
proses kognitif dalam pembelajaran, meliputi :
1. Mengajarkan pemecahan masalah
2. Konteks sosial untuk belajar.
Mengembangkan rencana pembelajaran di kelas.
Arti penting rancagan pembelajaran dalam pengolahan informasi ialah bahwa
makna logis pengetahuan itu diubah menjadi makna psikologi. Makna logis ialah
hubungan antara lambang, konsep, dan aturan mengenai bidang ajaran. Makna
psikologis ialah hubungan antara lambag, konsep, dan aturan dengan struktur
kognitif siswa. Berikut ini adalah strategi pembelajaran dikelas yang dapat
dikembangkan sesuai dengan teori ini :
Pemahaman Pengetahuan
Langkah 1 : Menyusun pengisayaratan guna membimbing peneriman peserta didik
yang baru.
1. Pertayaan informal apa yang akan disampaikan pada struktur kognitif yang
ada pada peserta didik.
2. Apakah pelajaran mempunyai tujuan yang dirumuskan secara luas atau
pertanyaan tentang maksud yang dapat mengarahkan perhatian pserta didik.
3. Bagaimana penegtahuan atau keterampilan yang baru akan dapat meningkatkan
atau menambah pengetahuan yang sekarang pada peserta didik.
Langkah 2 : Memilih atau mengembangkan dukungan konseptual yang akan
memperlancar pengkodean informasi.
1. Informasi apa yang harus dimasukan dalam organiser muka sehingga dapat
menghubungkan pengetahuan siswa dengan pokok bahasan yang baru.
2. Konsep, episode apa saja yang sudah didapat peserta didik yang dapat
dipakai untuk menjelaskan istilah, definisi, atau konsep baru.
3. Adakah pertanyaan pembantu di dalam buku pelajaran yang dapat dipakai
sebagai dasar untuk gladi sekunder.
4. Apakah pokok-pokok logis dalam pembelajaran yang harus diikuti peserta
didik dalam gladi sekunder (yaitu, elaborasi, visual dan atau verval) Apa
beberapa contoh citra asosiatif da sandi verbal yang dapat diberikan kepada
para peserta didik.
Langkah 3 : Membuat pengisyaratan yang aka membantu retrival informasi yang
telah dipelajari. Meliputi :
1. Apakah beberapa perbandingan dengan konsep, istilah atau gagasan yang
berkaitan yang dapat dilakukan. Misalnya, jika konsepnya ialah morfem itu bisa
dikontraskan dengan fonem dan dibandingkan dengan istilah kata.
2. Pertanyaan inferensi apa dapat digunakan untuk mengakhiri pelaang baru
dalam pembelajaran.
Pemecahan masalah
Langkah-langkah berikut disarankan dalam merencanakan pembelajaran untuk
tujuan keterampilan pemecahan masalah, yaitu :
Langkah 1 : Menganalisa sifat masalah, terdiri dari :
1. Masalah itu menuntut proses apa ? (pengaturan, transformasi, induksi,
analisa sejarah dan sebagainya)
2. Apa saja hal-hal yang diketahui dalam masalah dan kendala-kendala yang
ada pada pemecahan masalah itu.
3. Dalam mengembangkan siasat pemecahan masalah secara optimum,
langkah-langkah apa yang diperlukan ?
Langkah 2 : Menganalisa tingkah laku pemecaha masalah yang baru dalam
pembelajran.
1. Pada unsur maslah mana pemecahan masalah yang belajar lazimnya perhatian
dipusatkan, bagaimana unsur – unsur yang berbeda dapat diperhatikan untuk
memecahkan masalah.
2. Unsur-unsur yang apa saja yang biasanya diabaikan dalam pemecaha masalah.
3. Siasat umum apa yag secara khas dijalankan masalah yang baru yang tidak
produktif ?
Langkah 3 : Menyajikan masalah pada peserta didik dan melaksanakan
langkah-langkah yang sesuai untuk membantu peserta didik melalui proses
pemecahan masalah. Yaitu :
1. Membantu siswa mengenali masalah. Kendala-kendala apa saja yang beasal
masalah tersebut.
2. Membantu siswa dalam merumuskan sub tujuan, membuat analisa sejarah, dan
strategi yang cocok untuk mengatasi masalah itu.
3. Dorong peserta didik untuk mengutarakan secara lisantujuan masalah dan
strategi pemecahan masalah sebelum memulai mengambil langkah. Jika masalah
bersifat fisik , dorong siswa untuk memvisualisaikan masalah itu.
4. Memberikan pengarahan kembali jika perlu.
Kekurangan da Kelebihan teori pengolahn informasi.
Sebagai sebuah teori, teori pengolahan informasi memiliki kelemahan dan
kelebihan. Kelemhan teori pengolahan informasi adalah :
1. Belajar bukan merupakan pokok yang diteliti, karena itu penerapan untuk
pengajaran dikelas harus ditarik secara tidak langsung.
2. Model komputer untuk proses kognitif mungkin atau mungkin juga tidak
sahih.
Sedangkan kelebihan dari teori pengolahan informasi dapat dideskripsikan
bahwa dari teori ini diketahui pentingnya rancangan pembelajaran untuk
proses-proses yang terjadi di dalam pengalihan informasi dari signal masukan
menjadi sandi yag bermakna.
KOMPONEN BELAJAR
Penerapan belajar dan penyerdeharnaan pemahaman atas temuan-temuan proses
belajar di jelaskan dalam tiga tahap :
1. Mengarahkan perhatian ke stimulus
2. Mengkode stimulus
3. Penyimpanan dan retrival informasi
Pengenalan pola
Bagian
terpenting dari pengolahan informasi ialah hal mengenal isyarat-isyarat fisik
pilihan. Proses khusus ini disebut pengenala pola.
Proses dalam analisa ciri
Pengenalan pola dibimbing oleh dua proses penting yang berlangsung
bersama-sama atau secara terpisah.
1. Pengolah jalan data (data driven processing), juga di
sebut pengolah jalan kejadian (even-driven processing dan pengolah bawah ke
atas (bottom-up processing)
2. Pengolahan yang konseptual atau pengolahan
atas-kebawah. Proses ini di bimbing oleh motif, tujuan, dan juga konteks.
Peranan perhatian
Dalam cara bagaimana stimulus diolah penting adanya konsep perhatian,
misalnya beberapa pengolaha tidak memerlukan perhatian, pengolahan sepeti ini
di sebut otomatik
Dalam megenali yang lain memerlukan usaha yang terkonsentrasi . tugas
demikian disebut proses deliberate karena memerukan pengawasan yang sadar
Pengkodean stimulus
Proses deteksi ciri menyebutkan stimulus yang datang, proses mengingatnya
dis ebut pengkodean, mengubah stimulus sehingga bisa disimpan dan di waktu
belakang dapat diingat kembali dengan mudah
Metode pengkodean
Ada dua cara utama mengkodekan , yaitu :
1. Gladi primer merupakan cara pengulangan-pengulangan
informasi yang ingin diingat-ingat .
2. Gladi elaborative merupakan mengubah informasi denga
berbagai cara, informasi itu bisa :
a. Diubah sehingga ia berhubungan dengan informasi yang
disimpan
b. Digantikan dengan lambang lain
c. Dilengkapi dengan infrmasi tambahan untuk memudahkan
mengingatnya
Penyimpanan dan Retrival informasi
Maksud proses pengkodean ialah ntuk menyimpan iformasi guna disimpan di
dalam memori jangka panjang untuk mendapatkannya dan mengingat kembali, hal itu
banyak bergantung pad abentuk bagaimana informasi itu disimpan dan hubungan
informasi itu dengan isi sebelumnya dari memori jangka panjang.
Peranan gladi elaboratif
Gladi elaborative lebih efektif untuk mengingat kembali yang telah terjadi
dalam jangka panjang. Pengulangan atau repitisi membuat segera tersedianya satu
butir informasi tertentu akan sedikit saja bisa meningkatkan retensi jangka
panjang. Alih-alih untuk meningkatkan ingatan kembali selanjutnya perlu
pengolahan secara aktif butir itu mlalui elaboratif, transformasi atau
pengubahandan seterusnya
Sistem Mnemonik
Cara mnemunik untuk memudahkan mengingat kembali meliputi catatan, kartu
pengingat, telepromptr, dan akronim.
Hakikat Belajar yang kompleks
Proses
kogmitif yang kompleks yang diselidiki para ahli teori pngolah informasi ialaj
proses pemecahan masalah. Suatu masalah bisa didefinisikan sebagai “suatu
keadaan di situ seseorang dimint melakukan tugas yang tidak ditemuinya diwaktu
sebelumnya dan utuk itu instruksi yang datang dari luar tidak menyebutkan secar
khusus dan lengkap tentang bagaimana cara pemecahnnya
Jenis masalah
Merupakan pasangan dari studi-studi tentang proses pemecahan masalah ialah
usaha untuk mengetahui berbagai jenis masalah. Ke-empat jenis masalah itu ialah
:
1. Induksi struktur merupakan masalah analogi dan masaah
rangkaian
2. Tranformasi merupakan masalah memindahkan dan maslh
menukarkan
3. Pengaturan merupakan kombinasi komponen-komponen yang
memnuhi patokan yang ditentukan
4. Pengatura hibrida merupakan transformasi dri satu
struktur ke struktur yang lain.
Proses Pemecahan Masalah
Menurut Resnick dan Glaser (1976), model menerapkan masalah penemuan atau
masalah pengturan hibrida ada 3 langkah umum :
1. Deteksi masalah
2. Pemeriksaan
3. Analisa tujuan
Suatu aneka komponen yang penting dalam model ialah penggunaan awal-awal
analisa sarana-tujuan dan bukan identifikasi anak tujuan. Secara inci, analisa
saran-tujuan itu meliputi :
1. Asesmen perbedaan antara keadaan sekarang dan keadaan
yang dikehendaki
2. Pencarian operator yang cocok untuk mengurangi adanya
perbedaan itu
3. Penilaian atas hasil
Asas Pembelajaran
Dalam menurunkan asas pembelajaran dari penelitian pengolah informasi paling
sedikit ada dua kesulitan yang besar, yaitu :
1. Proses belajar merupakan banyak proses yang bayak harus
diselidiki
2. Dominannya psikologi kognitif, dalam proses
pembelajaran
Ada tiga perkembangan penting bagi pendidikan telah muncul dari penekanan
pada soal pengolahan informasi ini, yaitu :
1. Titik berat yang makin besar pada siasat pengolahan
yang digunakan pada waktu siswa belajar
2. Kesadaran akan perlunya mengajar ketrampilan proses
kognitif secara langsung
3. Di bidang pengembangan kurikulum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar