rss
twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Senin, 17 Juni 2013

Media Pembelajaran Surat Kabar




Berbagai upaya dilakukan guru agar siswa mau belajar efektif. Beberapa teori, pendekatan, metode sampai kepada media pembelajaran digunakannya demi keberhasilan para siswanya. 
TEORI Gestalt menyebutkan, yang dimaksud belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi melalui pengalaman. Teori ini bukan menyuruh siswa untuk menghafal, tetapi belajar memecahkan masalah merumuskan hipotesis dan mengujinya. Pada akhirnya, dengan bimbingan guru siswa dapat membuat kesimpulan. Pembelajaran seperti ini menuntut siswa aktif dan guru hanya membantu secara minimal. Siswa belajar mengolah bahan melalui diskusi, tanya jawab, demonstrasi, survei lapangan, karya wisata, atau di perpustakaan.
Menyikapi teori pembelajaran di atas maka pembelajaran bahasa Indonesia sangat tepat kalau menggunakan teori tersebut. Pelaksanaannya, guru membutuhkan media pembelajaran. Media pembelajaran adalah perantara sumber pesan dengan penerima pesan yang berperan penting dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran juga merupakan wahana informasi yang bertujuan terjadinya proses belajar pada diri siswa sehingga akan terjadi perubahan perilaku, baik berupa kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), maupun psikomotor (keterampilan).
Selain itu, media pembelajaran memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif. Hasil belajar siswa dengan menggunakan media diharapkan bertahan lama sehingga kualitas belajarnya baik, memiliki nilai yang tinggi. Media pembelajaran bukan sebagai alat bantu semata, tetapi harus bisa memberikan kontribusi yang berarti.
Melalui media pembelajaran, materi yang disampaikan oleh guru akan lebih jelas. Oleh karena itu, guru tak boleh mengabaikannya manakala media tersebut tidak ada.
Pada era globalisasi sekarang ini banyak tersebar berbagai media yang dapat menunjang pembelajaran di sekolah. Media siap pakai, canggih, dan modern mungkin sudah biasa digunakan di sekolah favorit. Bahkan, mungkin siswa-siswanya pun mampu membelinya. Tanpa media, mereka tidak bisa belajar secara maksimal. Apalagi sifat mereka yang serba ingin tahu terhadap hal-hal yang baru. Bagaimana dengan siswa-siswa yang berada di daerah terpencil? Mampukah mereka memiliki media modern? Padahal mereka juga sama, serba ingin tahu. Tugas gurulah yang menentukan media yang tepat sesuai dengan situasi tempat siswa belajar, walaupun media tersebut tidak modern. Yang penting media tersebut dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran bahasa Indonesia tak lepas dari belajar membaca, menulis, menyimak, berbicara, dan sastra. Aktivitas membaca merupakan awal dari setiap pembelajaran bahasa. Dengan membaca, siswa dilatih mengingat, memahami isi bacaan, meneliti kata-kata istilah dan memaknainya. Selain itu, siswa juga akan menemukan informasi yang belum diketahuinya. Dari hasil membaca, siswa dilatih berbicara, bercerita dan mampu mengungkapkan pen­dapat juga membuat kesimpulan.
Bagaimana menciptakan situasi pembelajaran bahasa Indonesia agar lebih menarik? Media apa saja sebagai pendamping buku teks? Selain buku teks, ada media cetak lainnya yang dapat mendukung proses pembelajaran bahasa Indonesia, misalnya majalah atau surat kabar. Contoh dapat kita ambil dari surat kabar yang banyak memuat ilmu pengetahuan. Materi pembelajaran bahasa Indonesia akan semakin kaya dan sangat terdukung dengan kehadiran media cetak surat kabar.
Guru bahasa Indonesia harus dapat memotivasi siswa agar mau membaca surat kabar. Dengan membaca surat kabar, mereka mampu beropini, baik di kelas pada waktu belajar atau melalui majalah dinding (mading) yang ada di sekolahnya. Selanjutnya, siswa pun mampu beropini melalui media cetak. Saat ini media yang khusus untuk bacaan pelajar masih sangat sedikit, karena surat kabar terlalu didominasi media cetak hiburan.
Adakah motivasi siswa untuk membaca surat kabar? Masih perlukah mereka dengan ilmu pengetahuan? Dengan membaca surat kabar setiap hari, ilmu pengetahuan siswa akan bertambah. Tanpa disadari sebenarnya mereka juga sedang belajar bahasa Indonesia. Guru akan merasa bangga kalau memiliki siswa yang berani mengungkapkan pendapat dengan bahasa yang santun dan logis. Semoga.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar