|
Berbagai
upaya dilakukan guru agar siswa mau belajar efektif. Beberapa teori,
pendekatan, metode sampai kepada media pembelajaran digunakannya demi
keberhasilan para siswanya.
TEORI Gestalt menyebutkan, yang
dimaksud belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi melalui pengalaman.
Teori ini bukan menyuruh siswa untuk menghafal, tetapi belajar memecahkan
masalah merumuskan hipotesis dan mengujinya. Pada akhirnya, dengan bimbingan
guru siswa dapat membuat kesimpulan. Pembelajaran seperti ini menuntut siswa
aktif dan guru hanya membantu secara minimal. Siswa belajar mengolah bahan
melalui diskusi, tanya jawab, demonstrasi, survei lapangan, karya wisata, atau
di perpustakaan.
Menyikapi teori pembelajaran di atas
maka pembelajaran bahasa Indonesia sangat tepat kalau menggunakan teori
tersebut. Pelaksanaannya, guru membutuhkan media pembelajaran. Media
pembelajaran adalah perantara sumber pesan dengan penerima pesan yang berperan
penting dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran juga merupakan wahana
informasi yang bertujuan terjadinya proses belajar pada diri siswa sehingga
akan terjadi perubahan perilaku, baik berupa kognitif (pengetahuan), afektif
(sikap), maupun psikomotor (keterampilan).
Selain itu, media pembelajaran
memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi
pembelajaran yang lebih efektif. Hasil belajar siswa dengan menggunakan media
diharapkan bertahan lama sehingga kualitas belajarnya baik, memiliki nilai yang
tinggi. Media pembelajaran bukan sebagai alat bantu semata, tetapi harus bisa
memberikan kontribusi yang berarti.
Melalui media pembelajaran, materi
yang disampaikan oleh guru akan lebih jelas. Oleh karena itu, guru tak boleh
mengabaikannya manakala media tersebut tidak ada.
Pada era globalisasi sekarang ini
banyak tersebar berbagai media yang dapat menunjang pembelajaran di sekolah.
Media siap pakai, canggih, dan modern mungkin sudah biasa digunakan di sekolah
favorit. Bahkan, mungkin siswa-siswanya pun mampu membelinya. Tanpa media,
mereka tidak bisa belajar secara maksimal. Apalagi sifat mereka yang serba
ingin tahu terhadap hal-hal yang baru. Bagaimana dengan siswa-siswa yang berada
di daerah terpencil? Mampukah mereka memiliki media modern? Padahal mereka juga
sama, serba ingin tahu. Tugas gurulah yang menentukan media yang tepat sesuai
dengan situasi tempat siswa belajar, walaupun media tersebut tidak modern. Yang
penting media tersebut dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran bahasa Indonesia tak
lepas dari belajar membaca, menulis, menyimak, berbicara, dan sastra. Aktivitas
membaca merupakan awal dari setiap pembelajaran bahasa. Dengan membaca, siswa
dilatih mengingat, memahami isi bacaan, meneliti kata-kata istilah dan
memaknainya. Selain itu, siswa juga akan menemukan informasi yang belum
diketahuinya. Dari hasil membaca, siswa dilatih berbicara, bercerita dan mampu
mengungkapkan pendapat juga membuat kesimpulan.
Bagaimana menciptakan situasi
pembelajaran bahasa Indonesia agar lebih menarik? Media apa saja sebagai
pendamping buku teks? Selain buku teks, ada media cetak lainnya yang dapat
mendukung proses pembelajaran bahasa Indonesia, misalnya majalah atau surat
kabar. Contoh dapat kita ambil dari surat kabar yang banyak memuat ilmu
pengetahuan. Materi pembelajaran bahasa Indonesia akan semakin kaya dan sangat
terdukung dengan kehadiran media cetak surat kabar.
Guru bahasa Indonesia harus dapat
memotivasi siswa agar mau membaca surat kabar. Dengan membaca surat kabar,
mereka mampu beropini, baik di kelas pada waktu belajar atau melalui majalah
dinding (mading) yang ada di sekolahnya. Selanjutnya, siswa pun mampu beropini
melalui media cetak. Saat ini media yang khusus untuk bacaan pelajar masih
sangat sedikit, karena surat kabar terlalu didominasi media cetak hiburan.
Adakah motivasi siswa untuk membaca
surat kabar? Masih perlukah mereka dengan ilmu pengetahuan? Dengan membaca
surat kabar setiap hari, ilmu pengetahuan siswa akan bertambah. Tanpa disadari
sebenarnya mereka juga sedang belajar bahasa Indonesia. Guru akan merasa bangga
kalau memiliki siswa yang berani mengungkapkan pendapat dengan bahasa yang
santun dan logis. Semoga.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar