MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI
PADA PEMBELAJARAN BAHASA
INGGRIS
- A. PENDAHULUAN
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain (Joyce dan Weil, 1980:1). Model pembelajaran dapat dijadikan pola pikiran, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien utntuk mencapai tujuan pendidikannya.
Model pembelajaran Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Gladi resik merupakan salah satu contoh simulasi, yakni memperagakan proses terjadinya suatu upacara tertentu sebagai latihan untuk upacara sebenarnya supaya tidak gagal dalam waktunya nanti. Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa yang lebih banyak mengarah kepada psikomotor , maka penggunaan model pembelajaran simulasi akan sangat bermanfaat.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis akan membahas model pembelajaran simulasi yang merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif untuk melatih siswa agar lebih terampil. Dalam makalah ini permasalahan yang akan dibahas adalah : (1). Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran simulasi? (2). Bagaimana penerapan model pembelajaran simulasi ?
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah ……untuk mengetahui model pembelajaran simulasi dan penerapan model pembelajaran simulasi. Manfaat penulisan makalah ini yaitu setelah selesainya penulisan makalah ini diharapkan bisa bermanfaat bagi pembaca terutama guru yang ingin mengetahui dan menerapkan model pembelajaran simulasi dalam proses pembelajaran.
B. MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI
Pengertian Model Pembelajaran Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
Model pembelajaran simulasi merupakan model pembelajaran yang membuat suatu peniruan terhadap sesuatu yang nyata, terhadap keadaan sekelilingnya (state of affaris) atau proses. Model pembelajaran ini dirancang untuk membantu siswa mengalami bermacam-macam proses dan kenyataan sosial dan untuk menguji reaksi mereka, serta untuk memperoleh konsep keterampilan pembuatan keputusan.
Model pembelajaran ini diterapkan didalam dunia pendidikan dengan tujuan mengaktifkan kemampuan yang dianalogikan dengan proses sibernetika. Pendekatan simulasi dirancang agar mendekati kenyataan dimana gerakan yang dianggap kompleks sengaja dikontrol, misalnya, dalam proses simulasi ini dilakukan dengan menggunakan simulator.
Model pembelajaran simulasi bertujuan untuk: (1) melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari, (2) memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip, (3) melatih memecahkan masalah, (4) meningkatkan keaktifan belajar, (5) memberikan motivasi belajar kepada siswa, (6) melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok, (7) menumbuhkan daya kreatif siswa, dan (8) melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.
Karakter Model Pembelajaran Simulasi
Menurut Joyce dan Weil (1980) dalam Udin (2001:66), model ini memiliki tahap sebagai berikut :
1. Sintakmatik
Tahap I. Orientasi
1. Menyediakan berbagai topik simulasi dan konsep-konsep yang akan diintegrasikan dalam proses simulasi.
2. Menjelaskan prinsip Simulasi dan permainan.
3. Memberikan gambaran teknis secara umum tentang proses simulasi.
Tahap II. Latihan bagi peserta
1. Membuat skenario yang berisi aturan, peranan, langkah, pencatatan, bentuk keputusan yang harus dibuat, dan tujuan yang akan dicapai.
2. Menugaskan para pemeran dalam simulasi
3. Mencoba secara singkat suatu episode
Tahap III. Proses simulasi
1. Melaksanakan aktivitas permainan dan pengaturan kegiatan tersebut.
2. Memperoleh umpan balik dan evaluasi dari hasil pengamatan terhadap performan si pemeran.
3. Menjernihkan hal-hal yang miskonsepsional
4. Melanjutkan permainan/simulasi
Tahap IV. Pemantapan dan debriefing
1. Memberikan ringkasan mengenai kejadian dan persepsi yang timbul selama simulasi.
2. Memberikan ringkasan mengenai kesulitan-kesulitan dan wawasan para peserta.
3. Menganalisis proses
4. Membandingkan aktivitas simulasi dengan dunia nyata.
5. Menghubungkan proses simulasi dengan isi pelajaran.
6. Menilai dan merancang kembali simulasi.
2. Sistem Sosial
Didalam simulasi, pengajar harus dengan sengaja memilih jenis kegiatan dan mengatur siswa dengan merancang kegiatan yang utuh dan padat mengenai sesuatu proses. Karena itu, model ini termasuk model yang terstruktur. Namun demikian, kerjasama antar peserta sangat diperhatikan. Keberhasilan dari model ini tergantung pada kerjasama dan kemauan dari siswa untuk secara bersungguh-sungguh melaksanakan aktivitas ini.
3. Prinsip reaksi/pengelolaan
Dalam model ini, pengajar berperan sebagai pemberi kemudahan atau fasilitator. Dalam keseluruhan proses simulasi, pengajar bertugas dan bertanggung jawab atas terpeliharanya suasana belajar dengan cara menunjukkan sikap yang mendukung atau supportif dan tidak bersifat menilai atau evaluatif. Dalam hal ini, pengajar bertugas untuk lebih dahulu mendorong pengertian dan penafsiran para siswa terhadap isi dan makna dari simulasi tersebut.
4. Sistem Pendukung
Sarana yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan simulasi ini bervariasi, mulai dari yang paling sederhana dan murah, ke yang paling kompleks dan mahal. Misalnya bila sarana yang dipergunakan berupa simulator elektronik, tentu hal ini memerlukan biaya yang besar. Tapi bila sarana yang diperlukan itu hanyalah berupa kartu ataupun kelereng, tentu sangat murah
5. Dampak Instruksional dan Pengiring
Dampak Instruksional dan Pengiring dari model ini sebagaimana dikemukakan oleh Joyce dan Weil (1986) dalam Udin ( 2001: 69) dapat dilihat pada gambar :
Dampak Instruksional
Dampak Pengiring
Untuk kepentingan praktis, model tersebut dapat diadaptasi dalam bentuk kerangka operasional sebagai berikut:
KEGIATAN PENGAJAR
|
LANGKAH POKOK
|
KEGIATAN MAHASISWA
|
|
|
|
|
Orientasi
|
|
|
|
|
|
Latihan Peran
|
|
|
|
|
|
Proses simulasi
|
|
|
|
|
|
Pemantapan
|
|
|
|
|
Wina Sanjaya (2007) menyatakan bahwa terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dengan menggunakan simulasi sebagai metode mengajar.
Kelebihan Model pembelajaran ini di antaranya adalah:
1) Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
2) Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan.
3) Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
4) Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
5) Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran.
Kelemahan model pembelajaran ini, di antaranya adalah:
1) Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
2) Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
3) Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.
Penerapan Model Pembelajaran Simulasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Satuan Pendidikan : SMK
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas/Semester : X/ I
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)
Standar Kompetensi : Berkomunikasi dengan bahasa inggris setara level novice
Kompetensi Dasar : Memahami ungkapan-ungkapan dasar pada interaksi sosial untuk kepentingan kehidupan
Materi Pokok : Apologizing.
Indikator : Berbagai ungkapan penyesalan dan permintaan maaf serta responnya diperagakan secara tepat.
Tujuan Pembelajaran :
Melalui model pembelajaran simulasi peserta didik :
- Mengidentifikasikan ungkapan –ungkapan tentang penyesalan dengan tepat.
- Merespond ungkapan-ungkapan tentang penyesalan.
- Mempraktekkan dialog yang berhubungan dengan ungkapan penyesalan dan permintaan maaf serta responnya secara tepat.
Kegiatan Pembelajaran
|
Waktu
|
||
Tahap
|
Kegiatan Guru
|
Kegiatan Siswa
|
|
PENDAHULUAN
Orientasi
|
Menyediakan berbagai topik dan konsep
untuk proses simulasi
|
|
10 menit
|
KEGIATAN INTI
Latihan bagi peserta
Proses Simulasi
|
Menjelaskan prinsip simulasi melalui
permainan drama
Mengemukakan gambaran teknis secara
umum tentang proses / prosedur simulasi/ permainan drama
Menyusun skenario tentang aturan langkah
dalam bentuk keputusan, untuk mencapai tujuan
Menugaskan para peserta dalam simulasi
Mencoba latihan secara singkat satu
episode naskah drama
|
|
70 menit
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Waktu
|
||
Tahap
|
Kegiatan Guru
|
Kegiatan Siswa
|
|
Pemantapan atau debriefing
PENUTUP
Kesimpulan
Tindak lanjut
|
Melaksanakan aktivitas permainan drama
Memperoleh umpanbalik dan evaluasi dari
hasil pengamatan terhadap penampilan sipemeran.
Menjernihkan hal-hal yang miskonsepsional
Melanjutkan permainan/simulasi
Memberikan Komentar tentang
simulasi/ permainan drama dan menganalisis proses
Membandingkan aktivitas simulasi dengan
dunia nyata dan mengkaitkan dengan isi pelajaran
Menilai dan merancang kembali simulasi/
permainan drama
Menutup pertemuan dan mengucapkan salam.
|
|
10 menit
|
Metode simulasi sebagai metode mengajar merupakan kegiatan untuk menirukan suatu perbuatan atau kegiatan. Peniruan tersebut hanyalah bersifat pura-pura, namun dapat memperjelas materi pelajaran yang besangkutan. Bentuk simulasi dapat berupa role playing (bermain peran),sosiodrama,atau permainan.
Agar simulasi terlaksana dengan lancar,maka kepada para siswa perlu diberi petunjuk tentang bagaimana prosedur yang akan dilakukan,dan bagaimana gambaran situasi yang di inginkan. Topik hendaknya disesuakan dengan tingkat pengetahuan dan kemampuan siswa. Penentuan topik dirundingkan oleh guru dan siswa. Simulasi dilakukan oleh kelompok siswa.
- B. PENUTUP
- Model pembelajaran simulasi sengaja dirancang oleh pendidik untuk membantu siswa mengalami bermacam-macam proses dan kenyataan sosial dan untuk menguji reaksi mereka. Simulasi sebagai model pembelajaran merupkan penerapan dari prinsip cybernetics dalam dunia pendidikan.
- Model pembelajaran simulasi memiliki 4 tahapan, yaitu: (a) Orientasi b). Latihan Bagi peserta c). Proses simulasi d). Pemantapan atau debriefing.
Banyak model pembelajaran yang dapat dipergunakan guru untuk melakukan proses pembelajaran, namun untuk kegiatan pembelajaran yang dengan pokok bahasan lebih banyak kearah psikomotor, akan lebih baik menggunakan model pembelajaran simulasi ini.
Referensi
Bruce Joyce & Marsha Weil. 1996. Models of Teaching. Boston, London, Toronto, Sydney, Tokyo, Singapore: Prentice-Hall, Inc
http://id.wikipedia.org/wiki/simulasi
http://kukuhsilautama.wordpress.com
Winataputra, Udin S. 2001. Model-model pembelajaran Inovatif. Universitas Terbuka, Jakarta.
Sanjaya, Wina (2007).Stategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Bandung.Kencana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar